Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna aktivitas fisik masyarakat adat
tentang proses pelaksanaan ritual adat yang memberikan referensi pada
pendidikan jasmani, dampak sosial dan budaya, serta dampak positif untuk
kehidupan sehari-hari dalam kelangsungan hidup masyarakat Baduy. Peneliti
telah menggali aktivitas fisik kearifan lokal pada masyarakat adat Baduy sebagai
sudut pandang atau cara hidup masa lalu yang bisa diterapkan nilai-nilainya pada
masa kini. Penelitian ini menggunakan metode etnografis dengan melakukan
deskripsi dan analisis tentang suatu masyarakat yang didasarkan pada hasil
penelitian lapangan. Informan peneltian adalah para tokoh adat masyarakat adat
Baduy dan remaja di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Propinsi Banten. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
wawancara, observasi, dan dokumentasi.. Hasil dari penelitian ini, mendapatkan
makna aktivitas fisik di budaya perladangan dengan pengelompokan berdasarkan
tahapan kegiatan berladang masyarakat Baduy seperti Narawas, Nyacar, Nukuh,
Ngaduruk, Ngaseuk, Ngirab Sawan, Mipit, Dibuat, Ngunjal, Ngayaran, Ngawalu,
dan Seba. Pola kegiatan berladang ini bukan hanya sekedar pekerjaan akan tetapi
sebuah kewajiban agama. Oleh karena itu remaja masyarakat Baduy memiliki
ketahanan tubuh yang baik (bugar), pembentukan sikap (karakter), dan aktivitas
motorik yang beragam, sehingga dapat menjadi referensi dalam pendidikan
jasmani dan kebugaran masyarakat.
Kata Kunci: Aktivitas fisik, Budaya Perladangan, Masyarakat Adat Baduy.