Banyak jenis penelitiantentangblended learningtelah dilakukan namun studi analisis faktor implementasinya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mendapatkan fit model dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi blended learningdalam pembelajaran matematika. Keberhasilan implementasi blended learningdiadopsi dari Stacey dan Gerbic(2008)yang mencakup empat hal besar yaitu kondisi lembaga, guru, siswa, dan pertimbangan pedagogik. Penelitian ini menggunakanpendekatankuantitatif dengan metode explanatory survey. Pengambilan sampel menggunakan random cluster samplingberjumlah 165 guru kelas 4, 5, dan 6 Madrasah Ibtidaiyahdi Kota Bogor pada Januari hingga Juli2020. Instrumenmenggunakan kuesioner dengan skala Likert. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan Structural Equation Modeling(SEM). Evaluasi dalam model ini terdiri dari dua tahap, yakni measurement modeldan structural measurement.Uji hipotesis yang dilakukan menggunakan kaidah pengujian signifikansi dengan bantuan aplikasi SmartPLS 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kondisi guru memiliki kontribusi yang paling besarterhadap implementasi blended learning, selanjutnya kondisi siswa lalu pertimbangan pedagogik dan terakhirkondisi lembagamemberikanpengaruhyangpalingkecil.Effect Sizepada tingkat struktural diperoleh nilai f2untuk prediktor kondisi guru sebesar 0,378378, kondisi siswa sebesar 0,372973 yang keduanya termasuk dalam kategori efek kuat dan pertimbangan pedagogik sebesar 0,32973 termasuk kategori efek sedang. Penelitian ini penting digunakan sebagai rujukan bagi pemerintah maupun stakeholder dalam menganalisisisfaktor-faktor implementasi blended learningmatematikadi lembaga pendidikannya.Kata kunci : analisis faktor, implementasi, blended learning, matematika, sekolah dasar