E-Waste masuk dalam daftar limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Hal ini karena mengandung komponen atau bagian yang terbuat dari substansi berbahaya (seperti timbal, merkuri, cadmium, tembaga, timah dan lainnya) sehingga membutuhkan penanganan khusus dalam pengelolaan, alur pengumpulan hingga proses daur ulangnya. Indonesia saat ini menjadi salah satu negara yang memiliki nilai ketergantungan tinggi terhadap penggunaan alat-alat elektronik. Limbah elektronik masih memiliki kandungan material yang berharga. Terdapat 60 elemen pada tabel periodik yang dapat ditemukan pada alat elektornik kompleks dan banyak diantaranya dapat di daur ulang secara teknis. Beberapa senyawa seperti metal, yang termasuk didalamnya logam mulia seperti emas, perak, platinum, tembaga dan palladium, digunakan sebagai bahan baku dalam membentuk komponen pembangun sebuah produk elektronik. Media sosial merupakan bagian dari platform media yang terfokus pada eksistensi pengguna dengan terfasilitasi dalam beraktivitas hingga berkolaborasi. Sehingga media sosial dapat diartikan sebagai medium (fasilitator) online yang akan menguatkan hubungan antar pengguna dan sebagai sebuah ikatan sosial dari penggunanya. Metode yang digunakan berupa penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen “One Group Pretest-Posttets Design”. Penelitian ini dilakukan ekperimen dengan melakukan perlakuan (treatment). Metode penelitian eksperimen ini juga dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari perbandingan sebelum diberi perlakuan dengan setelah diberi perlakuan. Penelitian ini dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum diberi perlakuan/treatmen, kedua kelas diberikan pretest. Media sosial Instagram merupakan salah satu media elektronik yang cukup efektif sebagai media penyampaian informasi bahaya e-waste. Selain itu, tingkat persepsi mahasiswa program studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2018 mengalami perubahan positif yang cukup signifikan setelah mendapatkan edukasi lebih lanjut mengenai bahaya e-waste melalui media sosial Instagram. Sehingga, dapat ditarik