Manajemen pengetahuan (knowledge management) sangat penting bagi sebuah organisasi, tak terkecuali sekolah. Pengelolaan pengetahuan sebagai salah satu sumber daya organisasi diperlukan untuk memastikan bahwa pengetahuan dapat didistribusikan dan diakses oleh setiap orang yang membutuhkan kapan dan dimanapun dia berada demi kepentingan pengembangan diri dan kemajuan organisasi.

Salah satu dimensi penting knowledge management adalah knowledge sharing. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perilaku berbagi pengetahuan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi; perilaku inovatif; pengembangan organisasi, peningkatan sumber daya manusia, dan lain-lain. Berbagi pengetahuan menjadi solusi bagi banyak tantangan serius yang dihadapi organisasi, terutama dalam lingkungan berbasis pengetahuan.

Dalam kenyataan, knowledge sharing tidak selalu dapat berjalan sebagaimana diharapkan. Ada banyak faktor yang dapat menghambatnya. Hambatan dapat berasal dari perilaku individu (perilaku anggota organisasi) dan faktor organisasional. Pada level individu, ada orang yang melihat pengetahuan sebagai kekuatan untuk memenangkan persaingan mendapatkan atau mempertahankan jabatan atau posisi strategis dalam organisasi. Sementara pada level organisasi, manajemen pengetahuan belum berjalan denga baik. budaya berbagi pengetahuan belum terbangun sehingga para anggota organisasi tidak termotivasi dan terkondisikan untuk berbagi pengetahuan dengan rekan sejawatnya terutama pengetahuan terkait pekerjaan.

Dalam situasi seperti ini pemimpin (kepala sekolah) ditantang untuk untuk dapat mengembangkan perilaku berbagi pengetahuan di kalangan guru. Bagaimana strategi yang tepat untuk menguatkan perilaku berbagi pengetahuan antara guru dengan rekan sejawatnya? Buku ini menyajikan jawaban atas pertanyaan ini dalam perspektif servant leadership. Kepala sekolah yang berkomitmen untuk melayani dan mengembangkan perilaku berbagi pengetahuan di antara guru dengan rekan sejawatnya layak menjadikan buku ini sebagai rujukan. Buku ini juga sangat bermanfaat bagi pemimpin organisasi apa pun yang berkomitmen untuk mengembangkan perilaku anggota organisasinya dalam hal knowledge sharing.

Buku ini layak menjadi rujukan kepala sekolah karena pembahasan dalam buku merupakan hasil riset tentang perilaku berbagi pengetahuan guru pada 28 sekolah dasar yang tersebar di Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Lebih dari itu hasil penelitian ini diperkaya dengan banyak hasil penelitian terdahulu baik dalam bidang pendidikan maupun dunia usaha serta bidang lainnya. Temuan yang sejalan dan bertentangan dengan penelitian ini telah diramu dan memperkaya temuan penelitian yang dibahas dalam buku ini. Alasan terakhir ini menjadikan buku ini layak menjadi rujukan pemimpin dalam organisasi lainnya. Akhir penulis berharap buku ini memperkaya khazanah intelektual dalam bidang pendidikan dan berkontribusi bagi peningkatan kapasitas kepemimpinan para kepala sekolah dan pemimpin organisasi lainnya.