Profesi seorang pilot memiliki resiko sangat tinggi, sehingga dibutuhkan kompetensi tinggi. ICAO telah menyetujui kompetensi inti yang harus melkat pada seorang pilot. Namun pada kenyataannya banyak pilot lulusan dari sekolah penerbang di Indonesia masih belum terserap maskapai penerbangan karena alasan tidak memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan. Permasalahan ini salah satunya berkaitan dengan manajemen pendidikan taruna penerbang. Penelitian ini ditujukan untuk menemukenali serta merekonstruksi model manajemen pendidikan taruna penerbang dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan. Metode penelitian yang di gunakan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Dalam pengumpulan data dan informasi peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan (1) Perencanaan taruna penerbang merupakan usaha untuk mendapatkan calon taruna berkualitas dan kuota yang mendekati dengan kebutuhan industri, (2) Pengorganisasian taruna penerbang dilakukan dengan menerapkan prinsip manajemen terbuka, bersikap melayani, melibatkan taruna dan meletakkan taruna sebagai subyek pembelajaran, (3) Pengarahan taruna penerbang diwujudkan melalui kepemimpinan sebagai role modelyang mengarahkan taruna tetap pada jalur yang mendukung tercapainya lulusan yang berkualitas, (4) Pengawasan taruna penerbang dilakukan secara melekat sepanjang kegiatan pembelajaran dalam rangka mendapatkan kompetensi hardskill dan softskill dengan melibatkan alumni dan maskapai penerbangan sebagai inplementasi link and matchpendidikan tinggi vokasi. Penelitian ini juga menghasilkan model hipotesis manajemen pendidikan taruna penerbang untuk meningkatkan kualitas lulusan di Politeknik Penerbangan Indonesia Curug yang dapat diimplementasikan secara umum pada sekolah penerbang di Indonesia.Kata kunci: Manajemen Taruna Penerbang, sekolah penerbang, lulusan berkualitas