Record Detail
Advanced SearchText
Nilai Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Belik di Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang/ D. Nurfajrin Ningsih
Tradisi lisan Beluk berasal dari tradisi ngahumayang berfungsi sebagai media komunikasi petani. Bentuk nyanyian Beluk dengan nada-nada tinggi, mengalundan meliuk-liuk adalah bagian dari ekspresi masyarakat ladang saat berkomunikasi dengan sesama komunitasnya yang mempunyai pola tinggal menetap namun saling berjauhan.Tradisi ini memproyeksikan kehidupan,memiliki fungsi yang kuat dalammasyarakat, dan mengandung kearifan lokal yang dijadikan acuan dalam berprilaku. Tradisi lisan Beluk juga diwariskan secara turun temurun dan digunakan secara berkesinambungandalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan lingkaran hidupmasyarakat. Namun pengaruh berbagai faktor menyebabkan tradisi lisan Beluk semakin terpinggirkan dalamkehidupan sosialbudaya masyarakat, bahkan dikatakan mati suri. Fokus penelitian ini adalah nilai kearifan lokaldalam tradisi lisan Beluk di kecamatan Rancakalong kabupaten Sumedang, dan sub fokusnyaperformansi tradisi lisan, nilai kearifan lokal, dan bentuk revitalisasinya. Penelitian inimenggunakan metode etnografi dilengkapi denganpendekatanantropolinguistik.Datadiperoleh dari hasil observasipartisipan, rekaman, serta wawancara dengan para penembang Beluk yangtergabung dalam grup Mitra Buhun Cahaya Mekar di desa Rancakalong kabupatenSumedang.Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa,(1) performansitradisi lisanBelukterdiri atasrangkaiantindakan, teks, konteks, dan koteksyang saling mengikat dan mempengaruhi. Berdasarkan performansinya tradisi lisan Beluk merupakan bentuk komunikasi penyampaian nasihat dari performer kepada audiensnya. Jika secara umum, nasihat disampaikan melalui intonasi yangstandar, bahkan cenderung agak rendah dengan tujuan menyadarkan pendengarnya, akan tetapi dalam Beluk pola penyampaiannasihat juga bisa disampaikan melalui intonasi (prosidik) yang tinggi bahkan melengking. Hal ini menunjukkan bahwa performansi di suatu komunitas tutur tidak bisa digeneralisasikan; (2) terdapat nilai kearifan lokal yang dikategorikan berdasarkan makna, fungsi, nilai, dan norma. Kearifan lokal lainnya diperoleh berdasarkan pemaknaan makanan atau sesaji yang digunakandalam pertunjukan berdasarkan tinjauan gastronomi, dan idiom-idiom yang digunakan dalam pertunjukan; (3) bentuk revitalisasi Beluk melalui digitalisasi, publikasi dan sosialisasi pada masyarakat yang dilaksanakan melalui tahapan inventarisasi, publikasi, pengembangandan pemanfaatan ke dalam bentuk digital berupa film dokumenter,aplikasi berbasis android, dan industrykreatif. Selanjutnyasosialisasiuntuk memberikan pemahaman dan penguatan berkaitan dengan nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi lisan Beluk. Dengan demikiannilai kearifan lokal sebagai penyeimbang kehidupan masyarakat akan terdokumentasi dandikenal oleh masyarakat.
Kata Kunci : kearifan lokal, performansi, dan revitalisasi Beluk.
Availability
2022019269dnu | LT/sin DNU 2022 | Perpustakaan Pascasarjana UNJ | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
LT/sin DNU 2022
|
Publisher | Prodi Doktor Linguistik Terapan Pascasarjana UNJ : Pascasarjana UNJ., 2022 |
Collation |
21 hlm. : ilus. ; 21 cm.
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
LT/sin
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
Cetakan ke- 1
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available