Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan strategi pemasaran pendidikan tinggi
keagamaan Buddha pada dua situs penelitian; STAB Negeri Raden Wijaya Wonogiri dan
STIAB Smaratungga. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan
metode studi kasus multi situs. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik
observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan konsep yang
dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga alur yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi Pengujian keabsahan data melalui
triangulasi sumber data dan triangulasi Teknik. Hasil Penelitian ini; 1) STAB Negeri Raden
Wijaya Wonogiri dan STIAB Smaratungga pemetaan yang dilakukan masih dalam gambaran
besar belum melakukan pemetaan pelanggan secara terukur, sistematis dan terencana baik
dalam bentuk data kuantitatif ataupun kualitatif. 2) STAB Negeri Raden Wijaya melakukan
strategi pemasaran dengan melakukan berbagai pendekatan seperti; memasang baliho, datang
langsung ke pelanggan bertemu dengan pelanggan, menyebar brosur dan bekerjasama dengan
berbagai stakeholder, serta melakukan pemasaran dengan menggunakan media digital seperti
melalui media sosial dan website. Demikian halnya dengan STIAB Smaratungga, namun
STIAB Smaratungga memiliki keunikan strategi pemasaran dengan melalui pendekatan
keagamaan khususnya adalah peran penting dari figur anggota Sangha. 3) Strategi pemasaran
yang efektif yang dilakukan oleh kedua PTKB pada situs penelitian yaitu; pada STAB Negeri
Raden Wijaya adalah pemasaran dengan datang langsung bertemu dengan pelanggan atau
calon mahasiswa serta melalui media digital. Pada STIAB Smaratungga pemasaran yang
efektif yaitu pemasaran dengan peran figur anggota sangha yang memiliki pengaruh besar di
masyarakat Buddha serta program beasiswa dan sekolah yang di bangun oleh para anggota
Sangha dan mitra dari STIAB Smaratungga, selain itu pemasaran melalui media digital juga
dirasa cukup efektif. 4) Terkait dengan permasalahan dan tantangan pemasaran di STAB
Negeri Raden Wijaya permasalahan internal terkait alokasi anggaran untuk promosi yang
belum maksimal, kemudian di STIAB Smaratungga yang menjadi permasalahan internal
adalah terbatasnya SDM dalam melakukan pemasaran, kemudian kedua perguruan tinggi
tersebut memiliki tantangan dalam pemasaran pendidikan tinggi antara lain persaingan antar
PTKB, kondisi sosial ekonomi masyarakat Buddha dan paradigma berpikir masyarakat
Buddha terkait dengan manfaat dan keberadaaan PTKB.
Kata Kunci: Pemasaran pendidikan tinggi, strategi pemasaran, pemetaan
pelanggan, efektifitas pemasaran pendidikan