No image available for this title

Text

Sistem Matrilineal dalam Novel Warna Lokal Minangkabau Pascareformasi : Kajian sosioantropologi sastra/ Zulfitriyani



Penelitan ini mengkaji secara mendalam pengetahuan dan penemuan baru bentuk sistem
matrilineal dalam novel warna lokal di Minangkabau. Novel yang akan diteliti dalam penelitian
ini yaitu novel Limpapeh karya AR Rizal, Negeri Perempuan karya Wisran Hadi, Senandung
Sabai karya Vera Yuana, dan Aku Tidak Membeli Cintamu karya Desni Intan Suri Mengenai sistem
matrilineal layak untuk diteliti karena sejak masa sastra modern di Indonesia, sastra Minangkabau
dahulunya terkenal karena kisah ironi terkait pernikahan dan adat. Sementara lewat yang hadir
setelah reformasi memperlihatkan keadaan masyarakat masa kini dengan tatanan matrilineal yang
sebagian masih mempertahankan sistem masa lalu dan ternyata masih banyak dijumpai dalam
realitas masyarakat sekarang walaupun hal itu hanya diungkapkan dalam bentuk karya fiksi. Oleh
karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana sistem matrilineal dalam novel
warna lokal Minangkabau yang dapat dipengaruhi oleh latar belakang sosial pengarang. Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif berbentuk deskriptif analisis yang sifatnya membahas secara
mendalam suatu informasi lalu ditandai dalam teks. Pendekatan yang dipakai adalah kombinasi
kajian sosiologi dan antropologi sastra dilengkapi dengan pandangan dunia pengarang. penelitian
ini dilakukakan wawancara langsung dengan pengarang novel, pakar adat dan ahli sastra terkait
sistem matrilineal yang diteliti. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sistem matrilineal
dalam novel warna lokal Minangkabau pascareformasi dari keempat novel yang mewakili
ditemukan bahwa bentuk sistem matrilineal terbentuk dari peran bundo kandung berupa sikap dan
peran seorang ibu dalam keluarga dan masyarat di Minangkabau. pertalian kekerabatan
memperlihatkan bahwa masalah suku dan peran mamak masih penting dan dipakai sampai saat ini
dalam masyarakat Minangkabau. Perihal perkawinan dalam novel memperlihatkan bahwa
perkawinan masih dalam satu suku lebih diutamakan dari pada perkawinan dengan suku lain di
luar suku Minangkabau. Sementara, berdasarkan harta warisan, harta pusaka tinggi yang
merupakan hak dari kaum perempuan di Minangkabau masih dijaga walaupun harta pusaka tinggi
tersebut sampai saat sekarang telah banyak yang hampir punah mengingat penjaga harta pusaka
tinggi yaitu mamak telah banyak yang pergi merantau. Jadi, untuk pewarisan harta lebih
diutamakan harta pusaka rendah karena bisa diwariskan kepada-anaknya sesuai syariat Islam.
Sementara, berdasarkan sosial budaya secara tidak langsung dikaitkan dengan pandangan dunia
pengarang yang bisa berupa pengalaman masa lalu, sekarang dan pikiran maju masa depan sesuai
dengan sosial, adat, dan budaya yang telah dipakai.
Kata Kunci : sistem matrilineal, novel, warna lokal Minangkabau, pascareformasi,
sosioantropologi sastra


Availability

2023020063zulLT/sin ZUL 2023Perpustakaan Pascasarjana UNJAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
LT/sin ZUL 2023
Publisher Prodi Doktor Linguistik Terapan Pascasarjana UNJ : Pascasarjana UNJ.,
Collation
42 hlm. :ilus ;21 cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
LT/sin
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
Cetakan ke- 1
Subject(s)
-
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available


File Attachment



Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this