Multikulturalisme sebagai dasar siswa pada aspek kesalingan kepada sesamanya
dengan tujuan memberikan pemahaman dan penerapannya dalam pembelajaran
sejarah. Indonesia seringkali dilanda konflik dan kekerasan antarmasyarakat yang
dapat menyebabkan perpecahan, baik itu konflik etnis maupun konflik
antarpemeluk agama. Keragaman yang ada sering mengakibatkan diskriminasi
yang berujung pada konflik dan kekerasan. Pentingnya aspek multikulturalisme
melihat kondisi masyarakat Indonesia yang beragam menuntut sikap saling
toleransi, menghormati dan menghargai berbagai perbedaan tersebut. Hasil
pengamatan peneliti menunjukkan bahwa pemahaman multikulturalisme di
masyarakat termasuk di sekolah masih belum cukup. Hal tersebut disebabkan antara
lain keterbatasan jam pelajaran di sekolah. Kendala tersebut seharusnya tidak
terjadi mengingat banyak mata pelajaran yang dapat disisipi muatan
multikulturalisme, salah satunya adalah mata pelajaran sejarah. Thesis ini
menggunakan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menjelaskan dan
menunjukkan peran guru untuk menerapkan multikulturalisme pembelajaran
sejarah dapat dilakukan melalui perangkat pembelajaran yang telah dirancang oleh
guru serta mengamati kegiatan siswa di luar jam mata pelajaran sejarah. Guru harus
memberikan pemahaman kepada siswa mengenai pentingnya pemahaman
multikultural. Hal demikian bisa dikolerasikan dengan desain yang sudah dirancang
oleh guru. Artinya guru dalam membuat perangkat pembelajaran sejarah harus
menerapkan aspek multikulturalisme dari mulai RPP modul ajar sampai aspek
penilaian terhadap siswa. Sementara untuk kegiatan siswa di luar pembelajaran
dapat dilakukan dan diamati melalui kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh
siswa.
Kata Kunci : Multikulturalisme, Pembelajaran Sejarah, Peran Guru