Sistem elektronik penganggaran sekolah yang sudah berjalan di DKI Jakarta, bertujuan memudahkan pengelolaan keuangan baik dalam perencanaan, penganggaran, maupun pelaporan keuangan sekolah. Selama ini belum dilakukan evaluasi secara sistematik. Oleh karena itu penelitian tentang evaluasi implementasi sistem penganggaran berbasis e-Budgeting di sekolah mencakup: 1) komunikasi dalam implementasi; 2) sumber daya yang terlibat; 3) dukungan tim; dan 4) struktur birokrasi terkait dilakukan. Penelitian menggunakan metode evaluasi kualitatif dengan model George C Edward III. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara tim pengelola keuangan sekolah yaitu kepala sekolah, wakil, kepala Tata Usaha dan operator, pengawas serta pihak Dinas, Sudin Wilayah 1 DKI Jakarta, dan studi dokumentasi terhadap proses penyusunan anggaran dan pelaporan serta melakukan studi perbandingan terkait pengelolaan keuangan. Penelitian menemukan: (1) Peraturan Gubernur tidak memiliki kebijakan yang menjelaskan tentang kriteria pengelola keuangan sekolah. Tim pengelola belum dibentuk melalui surat tugas dari Kepala Dinas atau Suku Dinas melainkan disusun oleh kepala sekolah; (2) Penyusunan Rencana dan Anggaran Biaya Kegiatan Sekolah tidak berdasarkan kebutuhan dan kemampuan sekolah, tetapi berdasarkan jumlah uang BOP dan BOS berdasarkan jumlah siswa yang terdaftar; (3) Tim penyusun RKAS tidak bekerja secara profesional sehingga belum memenuhi unsur kewajaran dan akuntabilitas, sehingga berdampak pada pengelolaan sekolah secara keseluruhan. Kata kunci: evaluasi, implementasi, kebijakan, e-budgeting*