Peneliti ini berupaya mengembangakan produk media digital untuk terapi hambatan
wicara yang dinamai ‗Baby Caca‘. Media digital Baby Caca dirancang dan dibuat
dengan bahasa pemograman yaitu Dart PHP (Perl Hypertext Preprocessor), framework
Flutter, dan paket pendukung yaitu API (Application Programing Interface) untuk anak
usia 4 tahun. Media digital Baby Caca dilengkapi gambar, audio pelafalan dan gerakan
tangan SIBI. Ketika pengguna memilih menu dan entri kata, akan muncul gambar yang
sesuai, diikuti audio pelafalan berulang serta video gerakan tangan SIBI. Dalam
pengembangan media digital Baby Caca memerhatikan aspek pedagogis dan
utodidacticism. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan penelitian dan
pengembangan (Research and Development) dengan menggunakan model SAM
(Successive Approximation Model) Instructional Design yang dikembangkan oleh
Michale Allen (2012). Berdasarkan hasil implementasi baik teoretis maupun empiris,
media digital Baby Caca untuk terapi hambatan wicara dinyatakan layak. Untuk uji
teoretis dilakukan oleh pakar diantaranya: pakar linguistik, pakar media, pakar
informasi teknologi, dan dokter anak spesialis tumbuh kembang. Sementara itu, data uji
empiris didapatkan dari hasil uji coba media pada anak dengan hambatan wicara
menunjukkan peningkatan. Pada sesi 1 adalah 77%, sesi 2 adalah 80% dan sesi 3 adalah
85%. Dengan demikian media digital Baby Caca menunjukkan signifikansi dalam
membantu program terapi wicara dan meningkatkan kemampuan berbicara anak
dengan hambatan wicara. Produk Media Digital Baby Caca diharapkan dapat
dimanfaatkan secara luas oleh terapis wicara, guru, dan orang tua dalam membantu
berbicara pada anak.
Kata kunci: pengembangan media digital, Baby Caca, terapi wicara, hambatan
wicara