Mengembangkan bussines intelligence, innovation
capability, dan agility adalah hal yang penting dilakukan
perusahaan dalam menghadapi disrupsi lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel-variabel bussines intelligence, innovation
capability, strategic agility dan supply chain agility
terhadap kinerja perusahaan dan mengetahui saling
interaksi antar variabel- variabel penelitian tersebut pada
industri sepeda motor di Indonesia. Penelitian dilakukan
dengan melakukan proportional random sampling
terhadap manajer, general manager dan direktur
perusahan OEM dan supplier tier 1 pada industri sepeda
motor Indonesia. Model dan hipotesis diuji dengan
menggunakan 208 data dari industri sepeda motor
Indonesia dan diolah menggunakan metodologi structural
equations modeling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sekalipun pengaruh langsungnya tidak signifikan, tetapi
bussiness intelligence merupakan variabel yang memiliki
total pengaruh terbesar terhadap kinerja organisasi melalui
mediasi penuh supply chain agility dan gabungan
strategic agility dengan supply chain agility. Supply chain
agility merupakan variabel yang memberikan pengaruh
langsung positif terbesar terhadap kinerja perusahaan,
sementara itu berbeda dengan temuan penelitian
sebelumnya, didapati strategic agility tidak memiliki
PASCA SARJANA-S3 UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2 | o f 5 0
Sidang Terbuka- Januari 2024
pengaruh langsung yang signifikan, sehingga dalam
kondisi saat ini disarankan industri sepeda motor lebih
fokus pada supply chain agility dibandingkan strategic
agility. Didapatkan juga bahwa innovation capability
memiliki pengaruh langsung yang positif dan signifikan
terhadap kinerja perusahaan, tetapi memiliki pengaruh
yang tidak signifikan melalui mediasi strategic agility
maupun supply chain agility. Terakhir, didapatkan bahwa
strategic agility memberikan pengaruh langsung positif
dan signifikan terhadap supply chain agility. Temuan
penelitian juga mengkonfirmasi pentingnya organisasi
memiliki dynamic capability supaya dapat
mengintegrasikan, mengkonfigurasikan dan menyebarkan
ordinary capability yang lain sehingga lebih baik dalam
merasakan, menangkap peluang, menghindari ancaman,
dan mempertahankan competitive advantage organisasi
pada kondisi lingkungan yang mengalami disrupsi.
Implikasi untuk manajer dan akademisi dibahas dan
keterbatasan penelitian ditunjukkan di makalah ini.