Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan model pembelajaran mata kuliah Media dan Sumber Belajar Anak Usia Dini berbasis Digital Storytelling bermuatan kearifan lokal Filosofi Sang Bumi Ruwa Jurai, merupakan sistem nilai kemasyarakatan di Lampung. Desain muatan kearifan lokal dikemas dalam bentuk Visual Storytelling dan Digital Storytelling. Nilai moral yang terkandung dalam Filosofi Sang Bumi Ruwa Jurai, yaitu: Bejuluk Beadek: Membelajarkan sikap rendah hati dan berjiwa besar; Nemui Nyimah: Mengenalkan makna silaturahmi dan sikap murah hati; Nengah Nyappur: Membangun sikap suka bergaul dan bermusyawarah; Sakai Sambaiyan: Menumbuhkan sikap Kerjasama, tolong-menolong; Titie Gemattei: Mengenalkan adat kebiasaan baik dari warisan leluhur. Model penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan dari Borg and Gall dikolaborasikan dengan Step of System Approach Model of Educational Research and Development Dick and Carey, dan dikombinasikan dengan model pengembangan ASSURE dan Rowntree. Evaluasi formatif pada penelitian dilakukan melalui Expert Judgement, One-to-One, Small Group dan Field Trial. Produk penelitian berupa Modul Pembelajaran, Visual Storytelling, Digital Storytelling dan Aplikasi Pembelajaran, yang dievaluasi oleh ahli materi, ahli desain, ahli media, ahli bahasa, ahli budaya/kearifan lokal, dan ahli multimedia. Rekomendasi perbaikan terdapat pada aspek desain Visual Storytelling; nuansa kearifan lokal dan pesan moral; kesesuaian pemilihan font; narasi subtitle Digital Storytelling; dan perbaikan dari hasil uji coba one-to-one pada aspek daya tarik gambar dan penyesuaian karakteristik pengguna. Tindakan perbaikan terhadap produk yang dikembangkan dilakukan sesuai rekomendasi. Evaluasi dilanjutkan dengan uji coba kelompok kecil terhadap 9 mahasiswa dan uji coba lapangan terhadap 33 mahasiswa diperoleh hasil penilaian sebesar 4,77 (95,4%) dan 4,89 (97,8%). Hasil analisis kelayakan pada uji teoretis dan uji empiris tersebut, menunjukkan bahwa produk pengembangan dan model pembelajaran, layak digunakan. Selanjutnya uji efektivitas melalui pre-test dan post-test dilakukan dengan t-Test kelompok berpasangan atau uji Wilcoxon, diperoleh thitung sebesar 34,33. Dengan taraf Sig. α ≤ 0.05 atau harga t untuk uji dua arah distribusi t dengan db = n-1= 33-1=32 diperoleh ttabel = 2,040, menunjukkan nilai thitung>ttabel (34,33>2,040), artinya terdapat perbedaan signifikan skor rata-rata sebelum dan sesudah t-Test. Uji efektifitas dilanjutkan dengan N-Gain, diperoleh hasil N-Gain Score 0,72 dan N-Gain Score (%) sebesar 72,32%, ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar mahasiswa, artinya model pembelajaran tersebut efektif digunakan. Kata Kunci: Digital Storytelling, Kearifan Lokal, Media Pembelajaran, Sumber Belajar