Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan model multi
station untuk latihan teknik spesifik sepak takraw. Metode penelitian
pengembangan yang digunakan adalah metode research and development Borg &
Gall yang terdiri dari 10 tahap penelitian.
Pengembangan model multi station untuk teknik spesifik sepak takraw ini
melalui uji justifikasi oleh 5 orang ahli dan menghasilkan model yang divalidasi.
Model multi station untuk latihan teknik spesifik sepak takraw menghasilkan tiga
station untuk latihan servis, smash, dan umpan dilengkapi dengan katrol elektrikal,
dan sensor yang dapat di kontrol melalui micro controller pada box control dan
terkoneksi dengan aplikasi melalui bluetooth. Model yang divalidasi selanjutnya di
revisi dan dilakukan uji coba awal pada 22 atlet sepak takraw. Selanjutnya
dilakukan revisi kembali dan diujicobakan pada skala besar hingga menghasilkan
model akhir.
Hasil penelitian didapatkan model multi station untuk latihan teknik spesifik
sepak takraw yang dinamakan Three Trainer Sepak Takraw R25. Model ini
dinyatakan praktis dengan rata-rata 84.5% penilaian melalui angket yang diisi oleh
40 responden serta dinyatakan efektif dengan uji efektivitas pre-test, perlakuan,
post test pada 35 atlet dengan hasil nilai P value 0.000, yang berarti hasil ini
signifikan secara statistik (p < 0.05). Sehingga model ini dapat diterapkan untuk
latihan teknik spesifik sepak takraw dengan panduan buku pedoman penggunaanya.
Kata Kunci : multi station, three trainer, teknik spesifik sepak takraw

***
This development research aims to develop a multi-station model for
specific technique training in sepak takraw. The research and development method
used is the Borg & Gall research and development method, which consists of 10
stages of research.
The development of the multi-station model for specific techniques in sepak
takraw went through a justification test by 5 experts, resulting in a validated model.
The multi-station model for specific technique training in sepak takraw consists of
three stations for serving, smashing, and passing exercises, equipped with electrical
pulleys and sensors that can be controlled through a microcontroller in the control
box and connected to an application via Bluetooth. The validated model was then
revised and underwent initial testing with 22 sepak takraw athletes. After further
revisions, it was tested on a larger scale until the final model was achieved.
The results of the study show that the multi-station model for specific
technique training in sepak takraw, named the Three Trainer Sepak Takraw R25, is
practical with an average rating of 84.5% based on a questionnaire completed by
40 respondents and is effective with a pre-test, treatment, and post-test effectiveness
test on 35 athletes yielding a P-value of 0.000, indicating statistically significant
results (p < 0.05). Thus, this model can be applied for specific technique training in
sepak takraw, with a user guidebook for its implementation.
Keywords: multi station, three trainers, specializing sepak takraw techniques.

T1200

PENJAS/ts T1200

Perpustakaan Pascasarjana UNJ

Available