Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara menyeluruh dan
mendalam tentang kondisi bahasa Sasak di lingkungan Kekalik Kebon,
Kecamatan Mataram. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan etnografi Spradley. Data diperoleh melalui observasi partisipatif,
wawancara, kuensioner, dan telaah dokumen terkait. Hasil kuesioner
menunjukkan bahwa di lingkungan Kekalik Kebon dengan dikhususkan pada
ranah keluarga dan ketetanggaan (74%) masih tetap menggunakan bahasa Sasak
sebagai bahasa pertama, sedangkan 26% lainnya menggunakan bahasa Indonesia.
Observasi dan wawancara mengungkap bahwa bahasa Sasak masih digunakan
secara aktif dalam interaksi keluarga, percakapan antarwarga, kegiatan gotong
royong di masyarakat, seperti acara nyongkolan, roah, sikir dan acara lainnya.
Berdasarkan telaah dokumen dan data lapangan, pemertahanan bahasa Sasak di
Lingkungan Kekalik Kebon berada pada kategori kuat, namun memerlukan
strategi berkelanjutan melalui pendidikan, kegiatan sosial, dan dukungan
komunitas untuk memastikan keberlangsungan bahasa di tengah arus modernisasi.
Temuan hasil penelitian menunjukkan bahasa Sasak masih tetap digunakan oleh
masyarakat Kekalik Kebon. Namun, ditemukan pula tantangan berupa pengaruh
bahasa Indonesia dalam pendidikan formal, media, dan interaksi lintas suku yang
cenderung sedikit bergeser pada ranah anak-anak. Berdasarkan hasil pembahasan,
penelitian ini menghasilkan sikap bahasa yang positif dari ranah keluarga dan
ketetanggaan, ranah generasi muda, dan ranah kelompok usia anak-anak, namun
sedikit bergeser ke bahasa Indonesia tapi tidak menyebabkan punah. Dengan
demikian, terlihat adanya sikap bahasa positif sebagai tanda loyal terhadap
pemertahanan bahasa Sasak.
Kata kunci: Bahasa Sasak, Kondisi Bahasa, Pemertahanan Bahasa, , Sikap
Bahasa, dan Sosiolinguistik.

T1245

LT/ts T1245

Perpustakaan Pascasarjana UNJ

Available